Widget HTML #1

Keutamaan, Waktu yang Tepat, Lafal, dan Kisah Shalawat Al-Fatih

Keutamaan, Waktu yang Tepat, Lafal, dan Kisah Shalawat Al-Fatih

Shalawat Al-Fatih adalah bentuk doa dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW yang dikenal luas dalam dunia Islam. Banyak ulama telah mengulas tentang keutamaan shalawat ini, waktu terbaik untuk membacanya, lafal beserta terjemahannya, serta kisah di balik pembuatnya.

Menelusuri lebih dalam tentang Shalawat Al-Fatih tidak hanya akan memperkaya pengetahuan tentang agama, tetapi juga akan mendalamkan rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

Keutamaan Shalawat Al-Fatih Menurut Para Ulama

Pengampunan Dosa: Salah satu keutamaan besar dari membaca Shalawat Al-Fatih adalah pengampunan dosa-dosa oleh Allah SWT yang pernah kita lakukan. Dengan melantunkan shalawat ini, kita dapat memohon ampunan atas kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan di masa lalu.

Meringankan Masalah: Shalawat Al-Fatih juga diyakini mampu meringankan setiap masalah yang dihadapi. Dalam situasi sulit atau cemas, membaca shalawat ini dapat menjadi sumber kekuatan dan ketenangan.

Menghilangkan Keresahan: Selain itu, shalawat ini juga memiliki kekuatan untuk menghilangkan rasa gelisah dan keresahan dalam hati. Dengan mengingat Allah dan Nabi-Nya, hati kita menjadi tenteram.

Bahagia di Dunia dan Akhirat: Membaca Shalawat Al-Fatih juga diharapkan dapat membawa kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Kehadiran rasa syukur dan kebersamaan dengan Allah akan membawa kebahagiaan yang sejati.

Meninggal dengan Husnul Khotimah: Salah satu harapan dari membaca shalawat ini adalah meninggal dalam keadaan husnul khotimah, yaitu dalam keadaan yang baik dan mendapatkan rahmat Allah SWT.

Terhindar dari Api Neraka: Shalawat Al-Fatih juga diyakini dapat menjauhkan kita dari siksa api neraka. Dengan memperbanyak mengingat Allah dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW, kita berharap dapat terhindar dari azab yang pedih.

Membawa Hidayah: Shalawat ini juga diharapkan dapat membawa hidayah bagi yang membacanya. Dengan meresapi makna shalawat, kita dapat semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan petunjuk-Nya.

Pahala Setara dengan 10.000 Doa: Membaca Shalawat Al-Fatih juga mendapat pahala yang besar, bahkan setara dengan 10.000 kali berdoa. Ini menunjukkan betapa besar keutamaan membaca shalawat ini di sisi Allah SWT.

Bertemu Nabi Muhammad SAW di Akhirat: Salah satu harapan yang diimpikan oleh para pembaca shalawat ini adalah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW di akhirat. Ini menjadi suatu kebahagiaan yang luar biasa bagi umat Islam.

Menghapus 400 Tahun Dosa: Keutamaan yang luar biasa lainnya adalah bahwa membaca Shalawat Al-Fatih diyakini dapat menghapus dosa-dosa selama 400 tahun. Hal ini menunjukkan betapa besar pengampunan Allah kepada hamba-Nya yang sungguh-sungguh dalam beribadah dan berdzikir kepada-Nya.

Dengan memahami dan menghayati keutamaan-keutamaan ini, diharapkan kita dapat lebih giat dalam membaca Shalawat Al-Fatih serta merasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Waktu yang Tepat untuk Membaca Shalawat Al-Fatih

Waktu yang paling sesuai untuk membaca shalawat Al-Fatih adalah setelah menunaikan shalat lima waktu. Lebih tepatnya, shalawat ini dapat dibaca setelah tahlil arwah, saat berdoa, atau dalam kegiatan ibadah lainnya. Menurut Syaikh Muhammad al-Budairi al-Qudsi, disarankan untuk membaca shalawat ini setelah membaca al-Musabbi’at al-Asyr (sepuluh bacaan yang dibaca tujuh kali).

Di antara bacaan tersebut adalah Ayat Kursi, Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas, Al-Kafirun, tasbih, tahmid, takbir, hauqalah, shalawat Ibrahimiyah, dan doa. Manfaat dari membaca shalawat Al-Fatih adalah mendapatkan perlindungan dari bahaya di dunia.

Berikut adalah lafal shalawat Al-Fatih beserta terjemahannya:

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ وَالنَّاصِرِ الحَقَّ بِالحَقِّ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ

Allāhumma shalli wa sallim wa bārik ‘alā sayyidinā Muhammadinil Fātihi limā ughliqa, wal khātimi limā sabaqa, wan nāshiril haqqā bil haqqi, wal hādī ilā shirātin mustaqīm (ada yang baca 'shirātikal mustaqīm'). Shallallāhu ‘alayhi, wa ‘alā ālihī, wa ashhābihī haqqa qadrihī wa miqdārihil ‘azhīm.

Artinya: Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, pembuka apa yang terkunci, penutup apa yang telah lalu, pembela yang hak dengan yang hak, dan petunjuk kepada jalan yang lurus. Semoga Allah melimpahkan shalawat kepadanya, keluarga dan para sahabatnya dengan hak derajat dan kedudukannya yang agung.

Kisah di Balik Pembuat Shalawat Al-Fatih

Sayyid Muhammad al-Bakri, yang lebih dikenal sebagai Sayyid Bakri, adalah sosok yang menciptakan shalawat Al-Fatih. Beliau berasal dari keturunan Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq, sahabat dan mertua Nabi Muhammad SAW.

Keturunan Abu Bakar ini memiliki hubungan erat dengan doa Rasulullah untuk Abu Bakar saat keduanya berada di Gua Thaur, dikejar oleh kaum kafir Quraisy.

Saat itu, Abu Bakar melindungi Nabi Muhammad SAW dengan penuh kesetiaan, bahkan rela menutup lubang-lubang gua dengan pakaiannya untuk melindungi Nabi dari serangan hewan-hewan liar seperti ular.

Meskipun Abu Bakar berhasil menutup sebagian besar lubang, ada satu lubang kecil yang masih terbuka. Tanpa ragu, Abu Bakar menutup lubang tersebut dengan jempolnya.

Lubang itu rupanya dihuni oleh seekor ular, seperti yang sering terjadi di gua-gua yang banyak dihuni hewan berbisa. Jempol Abu Bakar digigit, ada yang mengatakan oleh ular dan ada yang mengatakan oleh kalajengking.

Rasa sakit yang luar biasa itu membuat tubuh Abu Bakar gemetar dan berkeringat, tetapi ia tetap bertahan untuk tidak mengganggu Nabi Muhammad SAW yang sedang beristirahat. Saat Nabi Muhammad SAW menyadari apa yang terjadi pada Abu Bakar, beliau langsung mendoakan kesembuhan untuk Abu Bakar dengan membacakan Surat Al-Fatihah.

Setelah doa Nabi Muhammad SAW, jempol Abu Bakar yang membengkak akibat gigitan ular atau kalajengking tersebut pulih seperti semula. Nabi Muhammad SAW pun meramalkan bahwa Abu Bakar akan mati syahid, dan keturunannya akan menjadi para syuhada.

Ramalan Nabi Muhammad SAW itu ternyata benar adanya. Dua keturunan Abu Bakar yang disebutkan oleh Habib Luthfi bin Yahya, yaitu Sayyid Syekh Muhyiddin Ibnu ‘Arabi dan Sayyid Bakri, keduanya memiliki pengaruh besar dalam Islam, termasuk penciptaan Shalawat Al-Fatih.

Shalawat Al-Fatih: Sayyid Bakri

Kisah tentang Sayyid Bakri, pencipta Shalawat Al-Fatih, menggambarkan kesetiaan yang luar biasa dari Abu Bakar As-Siddiq kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam peristiwa di Gua Thaur, Abu Bakar rela mengorbankan dirinya untuk melindungi Nabi dari bahaya, meskipun itu berarti dia harus menghadapi serangan hewan berbisa.

Keberanian dan kesetiaan Abu Bakar dalam menjalankan tugasnya sebagai sahabat dan pelindung Nabi menjadi teladan bagi umat Islam.

Peristiwa di Gua Thaur juga mencerminkan pentingnya doa dalam kehidupan seorang muslim. Meskipun Abu Bakar mengalami penderitaan akibat gigitan hewan berbisa, doa Nabi Muhammad SAW untuk kesembuhannya terkabul dengan cepat setelah dibacakan Surat Al-Fatihah.

Hal ini menunjukkan kekuatan dan keajaiban doa dalam Islam, serta pengaruhnya dalam mengubah nasib seseorang.

Penutup

Kisah ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menghormati dan mengingat jasa para sahabat Nabi, yang telah berkorban dan berjuang keras untuk menyebarkan agama Islam.

Mereka adalah teladan bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari, serta menjadi sumber inspirasi bagi generasi-generasi selanjutnya. Dengan mengenang dan mempelajari kisah-kisah seperti ini, kita dapat belajar tentang nilai-nilai kesetiaan, pengorbanan, dan keberanian yang harus dimiliki oleh seorang muslim dalam menghadapi cobaan dan ujian kehidupan.

Posting Komentar untuk "Keutamaan, Waktu yang Tepat, Lafal, dan Kisah Shalawat Al-Fatih"